Minggu, 20 November 2011

Cinta Untuk Ayah By Omega

Biarkan aku menangis sejenak,
Di atas pusaramu yang telah retak,
Mengenang masa lalu yang terinjak,
Atas jiwamu yang teramat bijak.

Ayah...

Hingga kini masih teringat,
Saat sebilah kayu keras mendarat,
Di lapang tubuhku merah menggurat,
Sampai darahku mengalir pucat.

Sungguh aku tak menyesali,
Karena kenakalanku teramat keji.

Ayah...

Hingga kini masih teringat,
Saat guntur berdentum di bibirmu,
Dengan amarah penuh laknat,
Untuk membunuh kebodohanku.

Sungguh aku tak menyesali,
Karena petuahmu sungguh berarti.

Ayah...

Mungkin aku sudah tak ingat,
Ketika aku di pangkuanmu,
Kukencingi suci tubuhmu,
Hingga mencurat di wajahmu.

Itulah yang aku sesali,
Dalam ikhlasmu tiada benci.

Ayah...

Adakah maaf untukku,
Yang tak mampu membayar hutang-hutangku,
Hutang atas pelajaranmu,
Hutang atas didikanmu,
Hutang atas ketulusanmu,
Hutang atas segala cinta dan kasih sayangmu.

Tersenyumlah Ayah,
Di dalam surga yang begitu mewah.

Lalu air mataku tumpah tercuat,
Memeluk jiwamu di atas pusara,
Atas bhaktiku yang terlambat,
Kulayangkan cinta melalui doa.

Maafkan aku,
Ayah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar